Jumat, 04 Oktober 2013

KISAH SEORANG PEMIMPIN YANG TIDAK BAIK :
Adolf Hitler

Bigorafi Singkat Adolf Hitler dan Sejarah Nazi Jerman
:

Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Sebelum terjun ke panggung politikus Jerman, Hitler memulai karirnya di masa remaja sebagai seorang seniman namun tercatat dalam sejarah sebagai seniman yang gagal. Jiwa seninya terutama dalam hal seni pidato membawanya untuk bersenggolan dengan dunia politik Jerman, hingga akhirnya dia menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik dan berhubungan dengan para politikus Jerman pada masanya.

photo Adolf Hitler
Hitler juga tercatat pernah masuk Angkatan Bersenjata Jerman di masa perang Dunia ke-I, dan pernah terluka dalam medan perang serta menerima dua medali karena dianggap berani.

Pada saat usianya mencapai tiga puluh tahun, tepatnya pada tahun 1919, Hitler bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, yang kemudian menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman yang dikenal dengan sebutan Nazi. Kepandaian dalam berpolitik, terutama dalam hal seni pidato politik, dalam dua tahun kemudian membawa Hitler ke kursi kepemimpinan partai tanpa seorangpun saingan (dalam istilah Jerman disebut Fuhrer).

Selanjutnya, Hitler mengubah partai Nazi menjadi suatu kekuatan pemberontak dan di bulan Nopember 1923 melakukan kudeta terhadap pemerintahan Jerman namun gagal. Kudeta ini terkenal dengan sebutan The Munich Beer Hall Putsch. Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi kemudian, Hitler dikeluarkan dari penjara sesudah ditahan selama satu tahun.

Di tahun 1928, kondisi Jerman yang masih tidak stabil baik dalam hal politik pemerintahan dan stabilitas ekonominya, maka banyak rakyat Jerman yang merasa tidak puas dengan pemerintah yang berkuasa, juga tidak adanya kepercayaan dengan beberapa partai besar saat itu, pada saat yang sama partai Nazi pimpinan Hitler masih merupakan partai kecil, namun ternyata mendapatkan banyak simpati masyarakat dan membuat partai ini menjadi lebih kuat dan kemudian di bulan Januari 1933 membawa pemimpin Nazi, Hitler yang saat itu telah berusia 40 tahunan, menjadi seorang Kanselir Jerman.

Dengan jabatan barunya ini, Kediktatoran Hitler mulai terlihat dengan membantai semua golongan oposisi dan orang-orang yang menentang kebijakannya. Bahkan tercatat dalam banyak buku sejarah, jika Hitler tidak segan menggunakan cara apapun yang melanggar aturan hak kemanusiaan dan hukum Jerman saat itu. Akibatnya tentu, banyak lawan-lawan politik Hitler yang mendapatkan teror, bahkan dibunuh langsung di tempat. Namun begitu, kepintaran Hitler dalam berpolitik mampu menutupi kekejaman sistem politiknya saat itu dengan mengimbangi perbaikan ekonomi dan menekan jumlah pengangguran sehingga Hitler masih mendapatkan banyak dukungan rakyat Jerman sebelum jatuh perang dunia ke-2.

Sifat kediktatoran Hitler dan ingin menguasai dunia, membawa Hitler ke berbagai penaklukan-penaklukan negara dunia dan mengakibatkan timbulnya Perang Dunia ke-2. Jerman di bawah kepemimpinan Hitler berhasil menguasai beberapa negara besar saat itu seperti Perancis (Juni,1940), Yunani dan Yogslavia (April, 1941), dan lainnya. Bahkan di pertengahan tahun 1942 Jerman sudah menguasai banyak negara di wilayah Eropa dan Afrika Utara yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah.

Propaganda Nazi-Hitler Membantai Kaum Yahudi
Selama masa kekuasaannya, Hitler dikenal pemimpin yang pernah melakukan pembunuhan massal yang tidak ada saingannya dalam catatan sejarah. Dia seorang rasialis yang fanatik, terutama dalam membenci orang-orang Yahudi.

Nazi-Hitler yang sangat membenci yahudi memutuskan untuk memusnahkan kaum Yahudi dari muka bumi. Untuk mewujudkan hal ini, Adolf Hittler dan Mentri Propaganda-nya, Joseph Goebbels, meluncurkan berbagai kampanye dan pengumuman untuk meyakinkan warga Jerman agar memusuhi yahudi. Nazi mengedarkan kebohongan-kebohongan yang menyatakan bahwa Yahudi merupakan sumber dari seluruh kegagalan Jerman pada masa itu. Konsep dasar pegangan Nazi saat itu adalah
"No Matter How Big The Lie is, People Will Believe It If U Repeat It Enough".

Pada saat itu, Nazi Hitler juga mendapatkan dukungan dari para Katolik yang melaksanakan prinsip-prinsip kepausan. Gereja Roma merasa berhak untuk memusnahkan siapa saja, baik dengan cara lambat atau cepat atau bahkan dengan cara yang sangat kotor dan biadab. Untuk menunjang propagandanya ini, Nazi Hitler membangun berbagai kamp pengasingan besar di setiap daerah kekuasaannya seperti di Auschwitz, Dochau, Belsen, dan lainnya, lebih tepatnya disebut dengan kamp-kamp kematian yang dilengkapi dengan kamar gas. Banyak orang-orang yang tak bersalah baik kaum lelaki dan perempuan serta anak-anak, orang-orang yang dianggap menghalanginya, orang-orang liberal dan kaum Yahudi, dikirim ke kamp-kamp kematian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar